17 Agustus ialah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Warga Indonesia memiliki rutnitas yang biasa dilakukan untuk  memperingati  hari kemrdekaan yang datang 1 tahun sekali dengan upacara pada pagi hari dan melaksanakan lomba setelahnya.

Dalam rangka memperingatan hari kemerdekaaan ini, Siswa/I kelas 4 menjadi panitia penyelengaraan peringatan 17  Agustus.  Di  mulai pada pukul 07.00 WIB seluruh warga pondok berkumpul untuk melaksanakan upacara bendera, berlokasikan di lapangan hijau. Seluruh santri diseragamkan menggunakan pakaian resmi, namun dalam hal berpakaian ada hal yang lebih menarik. Anak  didik  SD  Al-Basri  juga  ikut  menghadiri upacara dengan pakaian adatnya yang berasal dari berbagai daerah, dengan ukuran kecil memberikan kesan imut pada anak  anak  sd  yang menggunakannya.

Tak hanya anak SD yang menggunakan pakaian adat untuk lebih memeriahkan upacara pada pagi hari. Di setiap angkatan terdapat perwakilan yang menjadi iconic. Bukan pakaian adat dari berbagai daerah yang mereka kenakan, namun, membuat pakaian dari bahan yang didaur ulang.

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai kreatifitas, kesolidaritasan, dan kekompakkan antar angkatan untuk Fastabiqul Khairats. Berbagai macam warna dan model yang dibuat antar kelas.

Sebelum upacara bendera dilaksanakan terdapat sesi buka yang menampilkann seni drama dari sebuah film sejarah yang berjudul ‘Sang Kiai’. Kisah ini menceritakan sejarah tentang perjuangan sang kiai dan santrinya dalam membela agama islam dan negara Indonesia. Pada sesi buka ini, tentu bertambahnya pengetahuan santri dari sejarah yang dibawakan dalam bentuk seni drama.

Dalam upacara bendera ini yang bertindak sebagai komandan upacara ialah Muhammad Wafdan Ainalhaq, santri kelas 4 dan yang bertindak sebagai pimpinan paskibra ialah Sahka  Aditya, santri kelas 4. Al-Ustadz Revy Sofyan selaku ketua yayasan yang betindak sebagai Inspektur Upacara. Pagi hari yang cerah dan terik seluruh santri Darurrahmah menyaksikan bagaiman sang saka merah putih dikibarkan, dibawakan oleh pasukan paskibra yang membentuk formasi angka 79 untuk memperingati HUT RI Ke 79.

HUT RI KE 79, memperingati bagaimana para pejuang dalam membela dan memerdekakan Indonesia di masa penjajahan, untuk meningkatkan nilai rasa juang pada diri bangsa Indonesia dalam HUT RI ini tentu hal yang menjadi rutinitas jika diadakannya berbagai lomba. Setelah selesainya upacara bendera, santri dipersilahkan untuk mengganti pakaian formal mereka menjadi pakaian yang santai dan nyaman untuk digunakan seperti celana training dan kaos olahraga untuk mengikuti lomba yang sudah disediakan panitia.

Lapangan hijau kembali ramai dengan suara musik, yel-yel, dan semangat santri  yang menggelora menyambut lomba akan digelar pada siang hari. Banyak lomba yang digemari santri seperti balap karung, otot baja tulang besi atau yang biasa kita kenal sebagai tarik tambang. matahari tak membuat santri goyah dalam menyemangati kelasnya dalam berlomba. Selain perlombaan panjat pinang, terdapat berbagai lomba yang lain, yaitu, estafet air, estafet tepung, tarik tambang dan lainnya.

Setiap perlombaan tentu ada yang menang dan kalah. Menang hanyalah bonus namun harus diapresiasikan untuk menambah semangat juang dalam berkompetensi. Pada malam hari selepas sholat Isha seluruh santri kembali dikumpulkan di lapangan hijau untuk pembagian hadiah bagi santri yang memenangkan perlombaan pada pagi dan siang hari. Tak seberapa namun berarti untuk dikenang di masa yang akan datang karna ini hanya terjadi 1 kali dalam setahun  dalam  menyambut HUT RI.

Irwan firmansyah

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *